OLEH :
Ø ANANDA JUWITA
Ø DHIKA MAHARDHANI
Ø NAFISAH AMRI
Ø PUTRI EKA SARI
Ø SRI FATIMAH
Ø YOGA PRATAMA
SMA NEGERI 2
KABUPATEN TEBODINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN DAN OLAH RAGA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Penyerapan Kalor Pada
Warna”. Yang di ajukan untuk tugas bahasa Indonesia.
Dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah ini, penulis banyak menemukan hambatan, tetapi dengan adanya dari
berbagai pihak hambatan itu dapat diatasi. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis ingin mengungkapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Priyadi Susilo, S.Pd, selaku guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia
Meskipun penulis telah berusaha
dengan segenap kemampuannya, namun penulis menyadari bahwa karya tulis ini
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis
ini.
Akhir kata, semoga karya tulis ini
bermanfaat dengan sebaik-baiknya bagi para pembaca.
Rimbo
Bujang, 24 Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi
…………………………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………………. 3
1.1
Latar Belakang Masalah ……………………………………………………... 4
1.2
Rumusan Masalah …………………………………………………………… 4
1.3
Tujuan Penelitian ……………………………………………………………. 4
1.4
Landasan Teori ……………………………………………………………… 4
BAB II PERCOBAAN
2.1
Alat dan Bahan ……………………………………………………………… 8
2.2
Prosedur Percobaan …………….…………………………………… 9
BAB III DISKUSI DAN PEMBAHASAN
………………………..……… 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 11
4.1
Kesimpulan …………………………………………………………………. 11
4.2
Saran ………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 12
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK …………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejak lama diketahui bisa memberikan pengaruh terhadap
psikologi dan emosimanusia. Warna juga menjadi bentuk komunikasi non verbal
yang bisa mengungkapkan pesan secara instan dan lebih bermakna. Misalnya warna
merah berarti bahaya atau putih yang dikaitkan dengan kesucian. Warna
memiliki Panjang gelombang Identitas warna ditentukan panjang gelombang cahaya
tersebut. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia
berkisar antara 380-780 nanometer.
Selain
itu, perbedaan warna juga berpengaruh
dalam penyerapan kalor. Dengan
mengetahui bagaimana sikap setiap warna pada panas akan membuat kita lebih
bijak dalam pengaplikasiannya dalam
kehidupan.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
Mengetahui
warna-warna apa saja yang menyerap kalor dengan baik
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Perbedaan
warna juga berpengaruh dalam penyerapan
kalor. Dengan mengetahui bagaimana sikap
setiap warna pada panas akan membuat kita lebih bijak dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan.
1.4
LANDASAN TEORI
KALOR
Kalor
adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Kalor yang diberikan dalam
sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau
untuk menaikkan suhu benda itu.
Besar
kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu
tergantung pada :
·
Massa Benda
·
Kalor Jenis Benda
·
Perbedaan suhu pada
benda
Secara
matematis persamaan dapat ditulis dengan ketentuan:
• = Kalor yang diterima suatu zat
(Joule)_
• = Massa zat (Kilogram)
• = Kalor jenis (Joule/kilogram°C,
• = Perubahan suhu (°C)
1.a)
Kalor Jenis
Kalor
jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu satu kg air
sebesar 10 C. Untuk mencari kalor jenis,
rumusnya adalah
1.b)
Kapasitas kalor
Kapasitas
kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya
1°C.
Azas
Black
Teori
kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik)
yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkena lkan oleh
Antoine Lavoiser.
Teori
ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak
kalor dari pada benda yang suhunya
rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan
kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda bersuhu
rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan
ssalah satu bentuk energi. Karena merupakan energi maka berlaku prinsip
kekekalan energi yaitu bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan
ketika sej umlah energi hilang, proses selalu disertai dengan munculnya
sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya. Kekekalan energi pada
pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph
Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air panas (Qlepas) sama
dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan
tersebut dapat ditulis dengan :
Q
lepas = Q terima
Kalorimeter
Kalorimeter
adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter
yang paling banyak digunakan adalah kalorimeter aluminium. Alat ini dirancang
sehingga pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi
kalor dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding
bejana bagian dalam dan luar dibuat mengkilap.
Perpindahan
Kalor
Perpindahan
kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1.
Konduksi
Jika
sebuah logam yang salah satu ujungnya dipanaskandalam selang waktu tertenu,
ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa pada batang
logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari bagian logam yang
bersuhu tinggi ke bagian logam yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor pada
logam yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor
secara konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara
dn selama terjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan
partikel-partikel zat perantaranya.
Perpindahan
kalor di dalam zat padat dapat dijelaskan dengan teori atom. Atom atom dalam
zat padat yang dipanaskan akan bergetar dengan kuat. Atom atom yang bergetar
akan memindahkan sebagian energinya kepada atom atom tetangga terdekat yang
ditumbuknya. Kemudian atom tetangga yang ditumbuk dan mendapatkan kalor ini akan
ikut bergetar dan menumbuk atom tetangga lainnya, demikian seterusnya sehingga
terjadi perpindahan kalor
dalam
zat padat. Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan
suhu antar dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat
bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat tersebut
menjadi sama, maka rambatan kalor pun akan terhenti.Berdasarkan kemampuan suatu
zat menghantarkan kalor secara konduksi, zat dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu konduktor dan isolator.Konduktor adalah zat yang dapat
menghantarkan kalor dengan baik, sedangkan isolator adalah kebalikannya, yaitu
zata yang sukar menghantarkan kalor
Besar
kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada :
·
Berbanding lurus deng
an luas penampang batang
·
Berbanding lurus dengan
selisih suhu kedua ujung batang, dan
·
Berbanding terbalik
dengan panjang batang
Konveksi
Konveksi
adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan
pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan
konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena
perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksaterjadinya pergerakan
fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan
menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci,
terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim
pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, Besar laju kalor ketika sebuah
benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan
luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara
benda dengan fluida.
b. Radiasi
Radiasi
adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi,
kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda halnya dengan
konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan medium.Sebenarnya setiap benda
memancarkan dan menyerap energi radiasi.
Benda yang mengkilap lebih sukar memencarkan
kalor daripada benda yang hitan dan kusam. Benda yang permukaannnya mengkilap
lebih sukar menyerap kalor daripada benda yang permukaannnya hitam dan kusam.
Jadi dapat dikatakan bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan
penyerap kalor yang baik
BAB II
PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Dalam
proses pengukuran kalor pada warna, alat dan bahan yang di perlukan dalam
percobaan ini adalah sebagai berikut
Alat dan bahan :
v Gelas
plastik
v Pewarna
makanan atau bahan-bahan yang menghasilkan warna yang akan di gunakan
v Termometer
v Air
v Sendok
2.2
Prosedur Percobaan
Setelah
alat-alat dan bahan tersedia, langkah kerja yang perlu di lakukan adalah
sebagai berikut :
v Tuangkan
pewarna ke dalam gelas yang berisi air dengan konsentrasi yang sama
v Aduk,sehingga
warna bercampur dengan air
v Letakkan
gelas yang berisi larutan warna di tempat yang mendapatkan sinar matahari cukup
v Catat
berapa lama waktu yang digunakan selama larutan warna mendapatkan sinar matahri
v Ukurlah
suhu larutan warna tersebut dengan menggunakan termometer
v Catat
hasilnya
BAB III
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Dalam
membuktikan penyerapan kalor pada warna kami menggunakan beberapa warna.
Warna-warna
itu adalah :
·
Merah
·
Kuning
·
Orange
·
Hijau
·
Biru
·
Cokelat
·
Hitam
Air
di gelas plastik di tambahkan dengan pewarna makanan dengan warna yang berbeda
setiap gelasnya , yaitu merah, kuning, orange,
hijau, biru, cokelat, dan hitam. Setelah semua warna dan air tercampur rata, panaskan
larutan warna tersebut di terik matahari. Usahakan sinar matahari yang ada
cukup
Sinar
matahari yang kita butuhkan itu biasa kita dapatkan pada rentang waktu 12.00 –
15.00 WIB, jangan terlalu pagi ataupun terlalu sore. Usakahakan konsentrasi
dari warna-warna tersebut harus sama. Agar penyerapan kalor setiap warna setara
. Setelah larutan warna di panaskan diterik
matahari sesuai waktu yang telah ditentukan, gunakan termometer untuk mengukur suhu larutan
warna tersebut.
Pada
dasarnya warna hitam lah yang menyerap kalor paling banyak. Semakin gelap suatu
warna, semakin cepat warna itu menyerap kalor. Dan semakin cerah atau terang
suatu warna maka semakin lambat warna itu menyerap kalor.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dengan dilakukan percobaan tersebut, kita
dapat menyimpulkan bahwa warna berpengaruh pada penyerapan kalor. Semakin gelap
warna, maka semakin besar penyerapan kalor.
4.2
Saran
Dalam membuat karya ilmiah ini kita
harus berhati-hati dalam memegang termometer. Agar tidak pecah atau rusak ada
dapat digunakan secara maksimal dalam mengukur penyerapan kalor warna.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutrasna, Nana. 2013.Kimia untuk Kelas 2 XI Sekolah Menengah Atas:Bandung:Grafindo Media
http://kimiaituasik.blogspot.com//2008/08/02/kalor-dan-fungsinya.html di akses pada tanggal 24 Februari 2013.
http://ahmadsutrisno12.wordpress.com//2009/01/02/tentangkalor di akses pada tanggal 24 Februari 2013
http://fisikablogscience.blogspot.com/2010/05/tentang-kalor.html
di akses pada tanggal 24 Februari 2013
http://alljabbar.wordpress.com/2008/03/23/kalor/ di akses pada tanggal 24 Februari 2013
http://yokiv.blogspot.com/2013/06/penjelasan-tentang-kalor-dan-rumusnya.html di akses pada tanggal 24 Februari 2013
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK
TTL :
ALAMAT :
TTL :
ALAMAT :
TTL :
ALAMAT :
TTL :
ALAMAT :
TTL
ALAMAT :
TTL :
ALAMAT :